Friday 18 February 2011

Europe for Kid, pilih-pilih destinasi wisata

Dalam menentukan hal ini, saya selalu mendiskusikannya bersama Reyhan. Saya beri dia berbagai alternatif pilihan beserta info lengkapnya yang ‘diberikan cuma-cuma’ oleh um gugel. Meminjam motto para prajurit, jangan pergi ke medan perang tanpa senjata. Begitu juga dengan traveling ini, Eropa diibaratkan sebagai medan perang dan saya wajib hukumnya untuk mencari info selengkap-lengkapnya mulai dari A sampai Z. Jadi seolah saya mengetahui semua seluk beluk Eropa termasuk rintangan, lekukan, belokan bahkan ‘ranjau-ranjau yang tersembunyi’, agar kemungkinan ‘terpeleset’ menjadi sangat kecil (semoga Allah melindungi).

Tempat wisata yang akan kami kunjungi disesuaikan minat masing-masing dengan proporsi fleksibel tergantung ‘atraksi’ yang terdapat di kota tertentu. Berikut adalah sebagian tempat-tempat terpilih. Pilihan Reyhan : London eye, Nemo science center Amsterdam, Museum komik Brussel, Legoland Berlin, Euro Disney Paris, Colloseum Roma, Museum Vatican, Museum Galilleo Florence, dll. Sebagai penyuka fashion saya memilih : Harrods Store London, Oxford Fashion Distric, Hermes Paris, Milan (window shopping atau shopping beneran di kota mode ini hehe), dll. Untuk tempat wisata umum juga masuk dalam daftar, seperti : Eiffel, menara Pisa, Buckingham Palace, Tembok Berlin, Madame Tussaud Museum, keukenhof, dll. Oya ada special request dari Reyhan ingin melihat stadion sepakbola di Eropa, dengan pertimbangan jarak dan waktu saya putuskan Wembley stadium di London dan AS Roma Stadium di Roma.

Itinerary telah lengkap, tugas saya selanjutnya ‘meramu’ menjadi lebih spesifik dengan melengkapi semua informasi seperti : how to get there, ticket price, opening hours,dan tentu yang tak kalah penting saya selalu ‘korek’ info dari um gugel tentang hot deal/special offer, biasanya ditawarkan secara online (tidak dijual di ticket office-nya)dan itu akan saya beli sesaat sebelum keberangkatan (mencatat batas waktu pembelian sehingga tidak terlambat membelinya). Dan ada juga pertimbangan membeli kartu Pass (kartu yang diterbitkan oleh pemerintah kota setempat untuk para wisatawan dengan berbagai fasilitas), sebelum membeli saya pelajari secara detail benefit yang didapatkan dari Pass tersebut dan ternyata masing-masing kota memiliki penawaran yang berbeda. Misal di London saya tidak membeli London Pass karena benefitnya tidak bisa optimal kami gunakan jadi cukup membeli oyster card (tiket terusan untuk menggunakan berbagai alat transportasi, ada berbagai pilihan harga sesuai benefit yang diberikan). Holland Pass jadi pilihan saya karena banyak atraksi anak-anak maupun museum yang masuk dalam free entry and skip the line. Artinya pemegang kartu bebas tiket masuk dan tidak perlu antri sehingga dapat menghemat biaya dan waktu. Kelebihan Holland Pass kita bisa create sendiri benefit mana saja yang kita inginkan dari sekian banyak benefit yang ditawarkan. Begitulah saya mempersiapkan perjalanan ini sedetail mungkin di tiap kotanya, termasuk harus mengetahui jarak dan waktu tempuh dari satu lokasi ke lokasi lainnya sehingga dalam sekali jalan bisa ditentukan kunjungan dengan tempat yang berdekatan sehingga tidak buang waktu.

No comments:

Post a Comment