Thursday 10 February 2011

Lebih Murah = Lebih ‘nggaya’

Travel style saya telah berubah dari lebih mahal=lebih nggaya menjadi lebih murah=lebih nggaya, perubahan ini diantaranya karena pertambahan usia Reyhan, hadirnya pesawat low cost dan munculnya tren ‘turis kere’ di seluruh penjuru dunia. ‘Turis Kere’ istilah kerennya backpacker bukan berarti kere (miskin : bahasa jawa) dalam arti sebenarnya, tapi itu merupakan gaya traveling yang memiliki sensasi unik karena lebih menyatu dengan masyarakat setempat, mengenal budaya lebih dekat dan tentunya lebih irit hehe. Walau saya belum termasuk dalam kategori ini tapi mendambakan suatu saat (saat Reyhan telah remaja), akan memulai petualangan dengan gaya tersebut.

Salah satu konsekuensi perubahan gaya itu adalah teknik pembelian tiket pesawat. Booking via travel agen telah saya tinggalkan karena ternyata pembelian via online lebih leluasa dan kita bisa membandingkan beberapa maskapai penerbangan sekaligus dalam satu waktu. Akhirnya kita bisa menentukan pilihan sesuai harga dan waktu yang cocok. Dan keamanan transaksi juga sangat terjaga.

Setelah tiket murah ke Eropa didapat, dua bulan kemudian tepatnya 20 Jul 2010 saya berhasil membeli tiket murah BDO-KL (Bandung-KualaLumpur) seharga Rp. 944.000,00 (sembilan ratus empat puluh empat ribu rupiah) dengan rincian sebagai berikut :

2 Guest 516.000.00 IDR
Airport Tax 150.000.00 IDR
Sub Total 666.000.00 IDR

Services & Fees
2 x AirAsia Insure Return (11-30 days) 98.000.00 IDR
2 x Convenience Fee 60.000.00 IDR
2 x Regular - up to 15kg 120.000.00 IDR
Sub Total 278.000.00 IDR

Total Amount 944.000.00 IDR

Harga tersebut tentu sangat murah karena keberangkatan dari Bandung menjadi hemat waktu dan biaya. Bila keberangkatan menuju KL dari Jakarta tentu memerlukan biaya transportasi tambahan (Bandung – Jakarta menggunakan jasa angkutan umum Rp. 300.000,00/ orang PP)

So….hari gini masih merasa nggaya dengan travel mahal? Nggak banget deh hehehe. Uppsss… tapi saya masih bisa mengenang pelayanan pesawat non low cost (yang tentu tidak ada di pesawat low cost), misal free gift untuk Rey seperti miniatur pesawat atau boneka dengan tulisan atau gambar lambang maskapai penerbangan tersebut, free meal, atau seringkali saya ‘mengincar’ deretan parfume branded kemasan mini di toilet pesawat haha (mengungkap perilaku buruk diri sendiri yak). Whatever, pilihan memang ada pada kita. Alhamdulillah saya merasa beruntung karena telah menikmati perbedaan kedua layanan itu, sehingga pilihan yang dibuat telah siap dengan segala konsekuensinya.

4 comments:

  1. huehehee...sepertinya begitu ya mbak, makin kesini, orang makin bangga kalau bisa dapetin tiket semurah-murahnya :))
    saya juga gitu kok, perempuan murahan,maunya yg murah-murah :-D

    ReplyDelete
  2. yup sbg sesama cewek murahan, kita 'berlomba' utk bisa lebih murahan lagi ya mbak

    ReplyDelete
  3. good point mbak adel...ternyata plesiran bareng anak gak selalu mahal yaa...

    ReplyDelete
  4. ga perlu mahal tapi mendapatkan pengalaman yang sangat mahal ya mbak

    ReplyDelete