Saturday 9 April 2011

Tiba juga di Singapura

Kami tiba di Singapura pukul 10 pagi, lebih cepat 10menit dari jadwal semula. Wah, pilotnya ngebut rupanya. Sayangnya cuaca cerah ceria ketika kami berangkat dari bandara Adisucipto-Yogyakarta, tidak demikian adanya ketika mendarat di Changi Airport-Singapura. Pesawat sempat terguncang-guncang beberapa kali sebelum akhirnya mendarat dalam guyuran hujan. Fiuh, akhirnya menginjakkan kaki di negara lain. Satu hal yang paling menonjol, bandaranya bersih, sejuk dan tertib sekali. Banyak petunjuk arah yang jelas, sehingga bagi orang yang pertama kali bepergian jauh seperti saya, sama sekali tidak mengalami kesulitan harus menuju kemana setelah turun dari pesawat. Tidak ada calo yang berjejal menawarkan berbagai macam jasa. Kami menuju pemeriksaan imigrasi dengan tertib. Setelah mengisi kartu kedatangan, kami mengantri untuk bisa masuk ke Singapura. Biasanya kartu imigrasi dibagikan dan diisi di dalam pesawat. Karena pihak maskapai penerbangan mengaku kehabisan kartu kedatangan, maka para penumpang harus mengisi kartu kedatangan tepat sebelum loket pemeriksaan.

Tak perlu takut melewati pemeriksaan imigrasi selama kita berkunjung sesuai aturan. Apalagi jika sudah memiliki reservasi hotel dan tanggal kepulangan yang fixed, akan lebih mudah mendapatkan stempel ijin berkunjung selama 30 hari. Saya sempat memotret proses pemeriksaan di Imigrasi, yang sebenarnya tidak diperbolehkan (saya baru tahu kemudian ketika melihat ada gambar kamera dicoret). Untung tidak ditegur petugasnya, tapi untuk amannya lebih baik jangan meniru tindakan saya :-D

Membawa dua anak kecil jelas sangat menguntungkan. Setelah mengambil bagasi dan harus melewati pemeriksaan barang bawaan, kami diperlakukan dengan sangat baik dan sopan. Tanpa banyak pertanyaan, bahkan mendapatkan ucapan selamat berlibur dengan bonus senyum dari para petugasnya.

Untuk keluar dari bandara juga tidak ada kesulitan berarti. Petunjuknya sangat jelas, mau naik taksi, bis, atau MRT (Mass Rapid Transport). Dengan tujuan Orchard, kami sudah berencana untuk menggunakan MRT. Kebetulan teman kami meminjamkan 3 kartu Ez-link yang bisa digunakan untuk bepergian menggunakan beberapa kendaraan umum di Singapura. Untuk anak-anak dengan tinggi badan di bawah 90cm, tidak perlu membeli tiket. Cukup digendong saja melewati pintu masuk otomatis. Atau jika naik stroller, bisa melewati plafon khusus untuk penumpang dengan kereta dorong atau kursi roda. Bagi yang belum memiliki kartu Ez-link, bisa membeli di loket yang disediakan. Dengan harga 15$, kita mendapatkan kartu dengan isi 10$, 5$ merupakan harga kartu (non refundable). Kartu ini bisa diisi ulang (top up) di mesin isi ulang otomatis, atau isi ulang manual di loket dengan besaran minimal isi ulang 10$. Cara menggunakan kartu Ez-link dengan cara men-tap kartu di pintu masuk otomatis stasiun MRT, dan kemudian men-tap kembali di pintu keluar stasiun tujuan. Saldo kartu dengan otomatis akan berkurang sesuai dengan tarif antar stasiun antara 0.8$ hingga 2$ untuk jarak terjauh. Mirip dengan busway, ketika kita pindah kereta tapi tidak keluar dari stasiun, maka kita tidak perlu men-tap kartu kita. Mesin yang akan otomatis menghitung berapa tarif yang perlu kita bayar.

Perjalanan dengan MRT di hari kerja sekitar jam 11 siang sangat menyenangkan. Kereta kosong dan banyak bangku kosong. Jangan lupa, kita tidak diperbolehkan makan dan minum selama di dalam kereta. Pengecualian untuk anak batita, sepertinya boleh-boleh saja minum susu dari botol atau disusuin ibunya. Anak bungsu saya masih ngedot, dan pernah pada suatu ketika ketika di dalam MRT sakaw minta nyusu. Karena saya takut melanggar aturan –apalagi Singapura dikenal dengan kota denda- maka saya hanya bisa menghiburnya untuk menahan rasa hausnya. Agak rewel jadinya. Tapi ketika saya melihat anak penumpang lain menyusu di dalam kereta dorongnya, akhirnya saya beranikan diri memberikan dot susu pada si bungsu. Saya pikir jika nantinya didenda, ada temennya :-D

Kami tiba di apartemen di Orchard sekitar jam 12 siang. Pas waktunya makan siang. Karena kamar yang kami pesan masih dalam proses pembersihan, kami mencari makan siang di foodcourt yang terletak lantai dasar tempat kami menginap. Si sulung yang sedemikian terpincutnya dengan chicken rice yang dipesannya di pesawat, memilih untuk mencoba chicken rice asli Singapura. Harganya sekitar 4$. Nasi gurih dihidangkan dengan potongan ayam panggang dan semangkuk kuah kaldu. Ditambah segelas susu coklat seharga $1, si sulung puas sekali dengan pilihan menu makan siangnya.

Usai makan siang, kami naik ke apartemen untuk mandi dan merapikan barang bawaan. Selanjutnya kami siap berkeliling Singapura.